Bismillah.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, akhirnya kita telah sampai pada bagian terakhir dari program belajar nahwu 1 bulan ini, sebagai penutup materi ada beberapa hal yang ingin kami tandaskan di sini :
Pertama; hendaklah kita meluruskan niat dalam menimba ilmu. Yaitu untuk menghilangkan kebodohan dari diri kita sendiri dan juga dari orang lain. Hendaknya kita juga berusaha untuk menyebarkan ilmu ini setelah kita memahaminya dengan baik.
Kedua; kemampuan membaca kitab gundul akan diperoleh dengan memahami kaidah ilmu nahwu dan shorof. Oleh sebab itu dengan belajar nahwu kita telah memperoleh sebagian bekal untuk bisa membaca kitab arab gundul. Dengan demikian kita masih harus belajar ilmu shorof.
Ketiga; untuk mengasah kemampuan ilmu nahwu kita maka kita harus banyak berlatih membaca kitab atau tulisan para ulama yang berbahasa arab, terutama yang tidak berharokat alias arab gundul. Oleh sebab itu hendaknya kita bersemangat dalam memiliki kitab asli atau minimal mendownload kitab para ulama yang berbahasa arab, bukan terjemah.
Keempat; buku terjemah juga memberikan manfaat bagi kita untuk mengetahui kosakata atau susunan kalimat yang sulit dipahami. Oleh sebab itu kami menganjurkan agar para pelajar juga membeli buku terjemah terutama kitab-kitab tauhid dan akidah yang sudah banyak diterjemahkan semacam syarah ushul tsalatsah karya Syaikh Utsaimin rahimahullah, atau kitab-kitab lain dalam berbagai bidang ilmu syar’i.
Kelima; keberadaan kamus bahasa arab-indonesia juga akan sangat membantu bagi kita apabila kita masih minim kosakata dan ingin mengetahui lebih dalam turunan atau asal usul kata dalam bahasa arab. Untuk bisa memahami sistematika kamus biasanya diperlukan ilmu shorof.
Untuk mengunduh teks materi selengkapnya buka di sini [klik]